Selasa, 19 Juni 2012

Sejarah Lokal Edukatif Inspiratif


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................             1         
DAFTAR ISI.............................................................................................................             2

BAB 1
1.1 PENDAHULUAN.............................................................................................             3

BAB 2
A.   DEFINISI SEJARAH LOKAL EDUKATIF INSPIRATIF.............................             4
B.   CONTOH PENULISAN SEJARAH LOKAL EDUKATIF INSPIRATIF.....             5


BAB 3

PENUTUP
1.2  KESIMPULAN ...............................................................................................             8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................                         9









KATA PENGANTAR
       
    Sebelumnya penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas SEJARAH LOKAL ini.
      Judul yang disajikan penulis adalah tentang Sejarah Lokal Edukatif Inspiratif.
      Meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusunnya ,namun penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi terwujudnya penyempurnaan penulisan pada tugas berikutnya.
      Akhirnya penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca pada umumnya dan pada penulis sendiri khususnya.



                                                                                                            Gorontalo, Maret 2012
                                                                                                            Penyusun

                                                                                                                                                                KELOMPOK 3










BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Indonesia adalah negara yang bersejarah adalah ada bagian-bagian sejarah daerah yang luput dari perhatian sebab tidak pernah diungkapkan.. Banyak sekali tragedi atau peristiwa yang terjadi di negeri Indonesia. Mulai dari masa prasejarah, masa kerajaan, masa kolonial hangga masa kemerdekaan mewarnai sejarah panjang negeri kita ini.
            Menyusun sejarah Lokal memang tercermin dalam kata Edikatif dan Inspiratif, yang sering diangap merupakan salah satu aspek penting dalam mempelajari sejarah. Menyadari guna edukatif dari sejarah berarti menyadari makna dari sejarah sebagai gambaran peristiwa masa lampau yang penuh arti. Sedangkan kata inspiratif mengandung makna yang hampir sama dengan pengertian edukatifr seperti dijelaskan diatas hanya disini yang lebih ditekankan adalah “daya gugah” yang ditimbulkan oleh usaha mempelajari sejarah itu.
            Sebagai warga Indonesia, sudah sepantasnya bagi kita untuk mengenali sejarah- sejarah yang telah terjadi di negeri kita ini. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat menjadikan sejarah itu sebagai sebuah refleksi untuk melangkah ke depan menggapai cita-cita.
            Istilah sejarah lokal di Indonesia kerap digunakan pula sebagai sejarah daerah, sedangkan di Barat disamping dikenal istilah local history juga community history, atau neighborhood history, maupun nearby history. Ketika kita berbicara sejarah lokal disini bukan sejarah lokal tradisi, semisal babad, hikayat, lontara, tambo, ataupun lainnya. Melainkan sejarah yang menceritakan regionalitas, kedaerahan secara batasan-batasan tertentu. Misalkan melalui batasan-batasan geografis atau keberadaan suku yang mendiami tempat tersebut . Atau istilah lainnya ialah sejarah daerah (Moh. Ali 2005:155).
            Pada awal pasca kemerdekaan, kebutuhan akan adanya sejarah nasional sangat tinggi guna mendukung eksistensi dari negara Indonesia yang baru tertentuk. Namun kemudian setelah beberapa lama disadari bahwa kecenderungan penulisan sejarah yang nasional sentries dapat mengabaikan realitas dinamika sosial yang majemuk, yang ada di masing-masing bagian wilayah republik ini (Sabang-Merauke). Hal ini tentu saja dapat merugikan bangsa Indonesia sendiri, karena sejarah yang bersifat nasional kerap mengabaikan makna bagi komunitas tertentu.
BAB 2
PEMBAHASAN

A.   Definisi Sejarah Lokal Edukatif Inspiratif
Sejarah lokal edukatif Inspiratif adalah jenis sejarah lokal yang disusun dalam rangka mengembangkan kecintaan Sejarah Lingkunagnnya, yang menjadi pangkal bagi timbulnya kesadaran (kesadaran lingkungan dalam rangka kesadaran sejaran nasional). Menyusun sejarah Lokal seperti kata Edikatif dan Inspiratif, yang sering diangap merupakan aspek penting dalam mempelajari sejarah. Menyadari guna edukatif dari sejarah sebagai makna gambaran peristiwa masa lampau yang penuh arti. Sedangkan kata inspiratif mengandung makna yang hampir sama dengan edukatifr hanya disini yang lebih ditekankan adalah “daya gugah” yang ditimbulkan oleh usaha mempelajari sejarah itu. Jadi kedua kata itu menunjukan semangat yang bisa dikembangkan dalam sejarah.
            Jadi penulis sejarah lokal ini menyusun sejarah Lingkungannya untuk mencapai tujuan-tujuan seperti digambarkan diatas. Biasa Lembaga pendidikan atau badan pemerintah daerah yang menggunakan Tipe ini yang mengnggap tugas ini sebagai bagian dari upaya pembangunan, khususnya pembangunan mental masyarakat juga pembanguna fisik karena diyakini apabila mental berhasil yaitu adanya kebangaan serta harga diri kolektif akan memudahkan bagi pemerintah setempat untuk memotifasi masyarakat untuk berpartisifasi dalam pembangunan fisik.
Biasanaya kegiatan ini dilakukan oleh para sejarawam non-profrsional seperti guru-guru, Lembaga pendidikan atau badan pemerintah daerah yang menggunakan Tipe ini sebagai upaya pembangunan, khususnya pembangunan mental masyarakat dan pembanguna fisik karena apabila mental berhasil memudahkan bagi pemerintah setempat untuk memotifasi masyarakat untuk berpartisifasi dalam pembangunan fisik. Biasanaya dilakukan oleh para sejarawam non-profrsional seperti guru-guru, khususnya guru Sejarah.





B.   Contoh Penulisan Sejarah Lokal Edukatif Inspiratif


            Tipe Sejarah Lokal Educatif ; Inspiratif (naratif), tipe ini menimbulkan inspirasi yang lebih baik, nilai-nilai dalam kehidupan, pengaman (institusi, peristiwa yang sifatnya membanggakan daerah). Berikut ini suatu contoh jenis Sejarah Lokal Edukatif Inspiratif,

      Buku yang berjudul “Pandangan dan Gejolak ini” merupakan karya dari seorang profesor sejarah di Ohio University , Amerika Serikat. Pengalaman William H Frederick dalam menyunting buku Pedoman Sejarah Indonesia; Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan, membuat ia melakukan penulisan kembali mengenai Sejarah Indonesia yang berjudul “Pandangan Dan Gejolak; Masyarakat Kota dan Lahirnya Revolusi Indonesia (Surabaya 1926-1946)”. Adapun hasil karya yang diterbitkan dalam lima bahasa ini (Indonesia, Inggris, Perancis, Jepang, dan Belanda) merupakan wujud kontribusinya dalam melakukan penulisan mengenai sejarah lokal di Indonesia.

             Pada isi buku menceritakan mengenai keberadaan masyarakat Surabaya dengan struktur dan tatanan kehidupannya mulai dari masa kolonial hingga masa pergerakan. Pada pemaparan dijelaskan mengenai keberadaan kelas, golongan, peran pemuda, sistem ekonomi, pemerintahan, perebutan kekuasaan yang terlihat pada kedatangan Belanda pasca kemerdekaan Indonesia dengan membonceng tentara Inggris. Seluruh aspek yang menyangkut tatanan kehidupan diuraikan pada buku ini, namun demikian diantara hal yang diuraikan respons masyarakat Surabaya atas kemerdekaan Indonesia lah yang merupakan bagian terpenting. Dimana semangat kemerdekaan yang ada kemudian akan terwujud pada peristiwa 10 Nopember yang sampai saat ini dikenal sebagai Hari Pahlawan. Adapun hal yang menjadikan semangat masyarakat Surabaya berkobar-kobar karena kaum terpelajar Surabaya menekankan bahwa tanggung jawab atas kemerdekaan itu sangatlah berat. (Frederick, 1989:234).

            Kaum terpelajar Surabaya yang dalam pembagian kelasnya disebut golongan priyayi (elite Indonesia) oleh masyarakat kampung ini menyatakan diri mereka sebagai pewaris posisi kewenangan, dan dalam kapasitas yang mereka miliki berharap agar peralihan menuju negara Indonesia seutuhnya dapat berjalan lancar. Apalagi mereka tidak menginginkan adanya penjajahan. Bukti dari ketidaksenangan masyarakat Surabaya atas penjajahan yang dilakukan oleh Belanda pada masa lalu adalah bentuk pemogokan dan protes penting yang terjadi pada tahun 1920,1921, 1923, 1925-1926. Pada masa itu terdapat golongan kampung Surabaya yang melawan perusahaan Belanda. Adapun golongan tersebut ada yang berprofesi sebagai buruh kereta api, kuli pelabuhan dan sebagainya. Bahkan pada tahun 1931 terjadi kerusuhan besar di kampung karena terdapat pertentangan dengan pemerintah. (Frederick, 1989:14).

             Dengan masuknya pendidikan barat sekitar tahun 1920-1930 an tentunya melahirkan golongan terpelajar pribumi. Pada tahun tersebut Surabaya dapat dikatakan sebagai pangkalan dari sejumlah besar kelompok pergerakan. Kaum pelajar pribumi yang mulai memiliki semangat nasionalisme mulai menyuarakan gagasan kemerdekaan dengan berbagai cara. (Frederick, 1989:51). Kemerdekaan yang telah diperoleh oleh Indonesia tidaklah diakui oleh Belanda. Hal ini karena Belanda memiliki NiCA (The Netherlands East Indies Civil Administration/ Pemerintahan Sipil Hindia Belanda) yang dibentuk oleh Australia pada akhir tahun 1944. (Frederick, 1989:252). Bagi arek-arek Surabaya NICA merupakan alat yang bertujuan untuk mengembalikan kedudukan Belanda di tanah jajahan seperti semula. Namun demikian pribumi di Surabaya seolah pantang menyerah. Bahkan anak-anak kecil di Surabaya mulai memisahkan diri dari anak-anak Belanda. Di setiap sekolah yang ada di Surabaya anak-anak mulai ingin menunjukan adanya pertikaian satu sama lain.

             Pada tanggal 19 September 1945 berkibarnya bendera merah-putih biru milik Belanda memicu kemarahan pemuda Surabaya. Ketika itu terjadi peristiwa baku hantam yang dalam cerita revolusi Surabaya sejarah ini mendapatkan tempat terhormat. Adapun semangat nasionalisme yang ditunjukan oleh pemuda Surabaya ini kemudian terwujud dalam peristiwa 10 Nopember 1945. Peristiwa ini diawali oleh persekutuan antara pasukan Inggris-India serta pengikut Belanda yang mencapai penjara Kalisosok untuk menembaki orang Indonesia yang tak bersenjata. (Frederick, 1989:355). Adapun peristiwa berlangsung selama tiga minggu dan bersifat destruktif. (Frederick, 1989:356). Pada peristiwa ini banyak sekali menjatuhkan korban. Dari pihak Indonesia dalam laporan tercatat ada 430 korban. Sebenarnya pada peristiwa ini memakan ribuan korban, dari pihak Inggris saja tercatat 7500 korban luka dan 2500 orang tewas.

             Pada peristiwa ini secara teknis pihak sekutu dinyatakan menang, namun adanya pertempuran yang banyak memakan korban dari pihak Inggris membuat Inggris harus mempertimbangkan kembali kedudukan di Indonesia. Adanya pertempuran yang terjadi di Surabaya ini telah mengundang perhatian dunia karena peristiwa ini perjuangan Indonesia kemudian diinternasionalisasikan. Adanya pertahanan rakyat Surabaya merupakan wujud semangat kepahlawanan dengan yang menanamkan kekuatan emosional yang simbolik serta luar biasa. Penulis membuat buku ini karena peristiwa yang terjadi tentunya memberikan inspirasi dan menanamkan semangat kedaerahan yang mampu berkontribusi untuk nasional.
             Apalagi peristiwa yang teerjadi mampu mengundang perhatian dunia, maka wajar saja kalau tanggal 10 Nopember ditetapkan sebagai hari pahlawan. Hal itu untuk menghargai semangat perjuangan rakyat Surabaya dalam mempertahankan Indonesia. Buku ini kami golongkan ke dalam tipe sejarah lokal yang inspiratif dan edukatif karena isinya menunjukan semangat dan mengajarkan untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih. Dari buku ini kita dapat belajar kalau memperoleh kemerdekaan itu adalah beban yang amat berat maka itu harus dipertanggung jawabkan. Semangat kebangsaan yang terjadi secara lokal telah memberikan kontribusi yang besar. Adanya pendidikan untuk memegang teguh rasa tanggung jawab merupakan hikmah yang diambil pada peristiwa Surabaya.



























BAB 3

PENUTUP

1.2  Kesimpulan

             Yang dimaksud dengan Sejarah lokal edukatif Inspiratif adalah jenis sejarah lokal yang disusun dalam rangka mengembangkan kecintaan Sejarah terutam apda sejarah Lingkunagnnya, yang kemudian menjadi pangkal bagi timbulnya kesadaran sejarah dalam artian yang luas (kesadaran lingkungan dalam rangka kesadaran sejaran nasional).


































DAFTAR PUSTAKA

                http://wikipedia.com/sejarah-lokal-edukatif-inspiratif/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar