Kamis, 23 Januari 2014

SEJARAH SMAN I MOUTONG (FORMAT KUALITATIF)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dahulu hingga sekarang pendidikan selalu memiliki peranan penting didalam aspek kehidupan. Disini, pendidikan tidak hanya sebagai penunjang masa depan untuk manusia, tetapi juga sebagai penunjang masa depan bangsa dan Negara. Dengan semakin berkembang dan majunya teknologi zaman sekarang, menuntut setiap orang untuk berpendidikan dan menuntut kualitas dari pendidikan itu sendiri. Manusia merupakan objek utama pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembagkan potensi yang ia miliki serta memiliki masa depan yang cerah. Sedangkan, dalam suatu Negara, pendidikan tersebut menjadi faktor pendukung dalam kemajuan pembangunan.
Dalam suatu institut pendidikan, pasti melewati beberapa proses untuk menunjang kemajuan melalui perkembangan-perkembangan tertentu. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian di sebuah sekolah negeri, karena selama berdirinya sekolah tersebut belum ada yang meneliti, proses perkembangan pengajaran atau pendidikan di dalamnya, sehingga peneliti mengadakan penelitian di sekolah ini. Alasan peneliti mengangkat masalah diatas juga, untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan pendidikan yeng  ada di sekolah tersebut.


1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana keadaan sekolah pada awal didirikan hingga sekarang? 
2.      Bagaimana proses pendidikan didalamnya?
3.      Mengapa SMAN. 1 Moutong menjadi Rintisan Sekolah Standar Nasional oleh pemerintah?
4.      Bagaimana mutu pendidikan dan prestasi sekolah SMAN I Moutong?
5.       Bagaimana keadaan srana dan prasarana sekolah?
1.3 Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengatahui keadaan perkembagan sekolah dari awal hingga sekarang.
2.      Untuk melihat proses pendidikan yang  direalisasikan di sekolah tersebut.
3.      Menguraikan alasan pemerintah menjadikan SMAN. 1 Mouotng sebagai sekolah RSSN.
4.      Melihat mutu dan prestasi yang dihasilkan oleh SMAN. 1 Moutong.
5.       Menguraikan sarana dan prasarana yang tersedia sekolah.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat bagi pembaca adalah untuk menambah wawasan dan membangkitkan semangat pembaca dalam mengenyam pendidikan. Manfaat bagi penulis adalah untuk melatih kemampuan dalam melakukan penelitian di lapangan, serta menyusun proposal penelitian melalui data yang diperoleh dari lapangan kedalam suatu karya ilmiah.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1   Pendekatan- Pendekatan Dalam Teori Pendidikan
Dalam mempeajari pendidikan sebagai suatu teori yang berisikan konsep-konsep, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan. Pendekatan-pendekatan dalam menyusun teori pendidikan, terdiri dari pendekatan sains, pendekatan filosofi, pendekatan religi, dan pendekatan multi disiplin.[1]
1.      Pendekatan Sains
Pendekatan sains dalam pendidikan (Science of education), yaitu suatu pengkajian dengan menggunakan sains untuk mempelajari, menelaah, dan memecahkan masalah-masalah pendidikan. Adapun bebrapa jenis sains pendidikan yang dihasilkan, diantaranya: Administrasi Pendidikan, merupakan cabang sains pendidikan, sebagai aplikasi dari ilmu manajemen, dipengaruhi dan bersumber dari hasil penelitian dalam bidang manajemen. Serta, Teknologi Pendidikan, sebagai aplikasi dari sains dan teknologi, sangat dipengaruhi oleh perkembangan dan hasil penelitian dalam bidang teknologi. Henderson mengemukakan bahwa sains pedidikan pada dasarnya ingin menyumbangkan pengetahuan yang diperoleh melalui eksperimen, analisis, pengukuran, perhitungan, klasifikasi, dan perbandingan.
Jadi, kajian teori diatas dapat dipahami bahwa pendidikan yang dikaji melalui sains merupakan aktifitas belajar yang menggunakan metode penelitian dan mempunyai prosedur yang terencana dan cermat, serta melakukan eksperimen-eksperimen ilmiah.
2.      Pendekatan Religi 
Pendekatan religi terhadap pendidikan berarti bahwa suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep-konsep pendidikan yang dapat dijadiakan landasan untuk melaksanakan pendidikan. Ajaran religi yang berisikan kepercayaan dan nilai-nilai dalam kehidupan dapat  dijadikan sumber dalam menentukan tujuanpendidikan, materi pendidikan, metode, bahkan sampai pada jenis-jenis pendidikan. Metode yang digunakan dalam menyusun teori pendidikan adalah tesis deduktif. Dikatakan tesis, karena bertolak dari dalil-dalil atau aksioma-aksioma agama yang tidak dapat  kita tolak kebenaranya. Dikatakan deduktif , karena teori pendidikan disusun dari prinsip-prinsip yang berlaku umum, diterapkan untuk memikirkan masalah-masalah khusus. Sebagai contoh, teori pendidikan islam berangkat dari Al-Quran, yang memberikan landasan pemikiran yang berkaitan dengan manusia, siapa manusia, dari mana mausia dan mau kemana manusia, serta harus bagaimana manusia berbuat dalam kehidupan di dunia ini.


2.2  Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Mengenai sistem pendidikan di Indonesia, banyak hal yang diatur dalam undang-undang, seperti wajib belajar 9 tahun, landasan dan asas pendidikan, hingga peranan pendidikan di Indonesia. Berikut ini isi mengenai undang-undang sistem pendidikan di Indonesia:
1.      Menurut UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan setiap warga Negara diwajibkan mengikuti pendidikan formal minimal sampai tamat SMP.
Jadi, dapat dilihat dari isi undang-undang tersebut bahwa pemerintah Indonesia menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi bangsanya, sehingga menerapkanwajib belajar 9 tahun untuk anak-anak usia sekolah.
2.      Menurut UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Selain itu pula dinyatakan dalam UU No. 2 Tahun 1989 bahwa “Dalam kehidupan suatu bangsa, dan pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.”
Jadi, sudah tergambar dengan jelas betapa pentingnya pendidikan itu bagi masa depan seseorang ataupun masa depan suatu Negara. Masa depan suatu Negara dapat dilihat dari lukisan pendidikan sekarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Latar Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk meneliti institusi pendidikan tepatnya di SMAN 1 Moutong. Lokasinya berada di Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong, Kecamatan Moutong, jalan Siswa No. 20 Moutong Timur. Moutong merupakan tapal batas antara Provinsi Sulawesi Tengah dengan Provinsi Gorontalo. Moutong adalah kampung halaman peneliti, dan peneliti merupakan alumni dari SMAN 1 Moutong. Sehingga hal ini mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian ditempat tersebut.
3.2 Bentuk dan Strategi Penelitian
Peneliti memakai pendekatan kualitatif karena dalam penelitian dilakukan dalam bentuk pembahasan objek secara mendalam, sesuai dengan data yang peneliti dapatkan di lapangan melalui observasi, wawancara, sumber buku, dan data. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif ini penyusunannya juga berbentuk narasi, tanpa menggunakan rumusan matematis seperti penelitian kuantitatif.
3.3 Sumber Data
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti turun langsung dilapangan, dan disini peneliti sebagai partisipan penuh atau peneliti aktif. Selain melakukan penelitian dengan berbagai prosedur, peneliti juga melakukan pengamatan penuh terhadap objek yang akan diteliti. Tentu saja kehadiran peneliti dilapangan, bersifat interaktif. Sehingga sumber data yang diperoleh peneliti, langsung dari sumber terpercaya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti memerlukan waktu satu pekan. Selama sepekan sudah termasuk waktu perjalanan ke lokasi, setelah sampai di lokasi membutuhkan waktu dua hari untuk mendapatkan data dari informan, yang dimulai dengan observasi di lapangan, lalu melakukan wawancara dengan kepala sekolah, serta salah seorang staf tata usaha. Dalam melakukan wawancara, peneliti merekam suara informan sebagai alat untuk memudahkan dalam penyusunan hasil penelitian. Selain itu peneliti juga mendapatkan izin dari kepala sekolah untuk mengcopy beberapa lembar dokumen SMAN 1 Moutong yang dianggap penting untuk dijadikan data. Selanjutnya, peneliti melakukan pengamatan sekaligus pengambilan gambar sebagai dokumentasi.
3.5 Teknik Cuplikan (Sampling)
Karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka dalam hal ini peneliti menggunakan teknik cuplikan dalam memperoleh data, yakni dengan cara memilih satu informan yang dikenal paling tahu tentang perkembangan sekolah SMAN 1 Moutong yakni pegawai staf tata usaha Bapak Sagaf yang telah lama mengabdi di SMAN 1 Moutong, teknik cuplikan ini menggunakan Teknik Purposive Sampling.
Daftar Pustaka
Umar Tirtarahardja dan L. La Sulo, 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Uyoh Sadulloh, 2008. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.






[1] Uyoh Sadulloh, 2008. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hal. 5-12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar