Kamis, 24 April 2014

STRATEGI PENGUATAN PRODUKSI DAN PEMASARAN UNTUK SEMEN INDONESIA (TEMA: SEMEN INDONESIA KINI DAN ESOK)



Karya Tulis

STRATEGI PENGUATAN PRODUKSI DAN PEMASARAN
UNTUK SEMEN INDONESIA
(TEMA: SEMEN INDONESIA KINI DAN ESOK)

Di ajukan untuk memenuhi persyaratan  sebagai peserta Lomba Karya Tulis dan Foto Jurnalistik
Semen Indonesia oleh Adicipta Mediatama


OLEH:
REZKI DESMITA



 



UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KOTA GORONTALO
2014
 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beberapa pulau dan mempunyai Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa dibilang melimpah. Contoh dari SDA tersebut adanya Gunung kapur dan area tambang yang memiliki kualitas terbaik dan dalam jumlah yang besar di Indonesia, dapat dimanfaatkan oleh Industri Semen untuk meningkatkan produksi semen nasional, tanpa harus mengimport dari Negara lain, bahkan jika dikelolah dengan baik Indonesia yang akan mengeksport produk semen ke luar negeri. Salah satu perusahaan semen yang terkemuka di Indonesia adalah PT. Semen Indonesia Tbk, yang mempunyai empat anak perusahaan yang masing-masing memiliki merk eksiting (Semen Gresik, Semen Tonasa, Semen Padang, dan Tang Long Cement). Sebelumnya Semen Indonesia merupakan PT. Semen Gresik yang kemudian meresmikan penggantian nama pada tanggal 20 Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan, sedangkan nama Tang Long Cement merupakan hasil dari kerjasama dalam transaksi final akuisisi 70% saham Tang Long Cement, perusahaan terkemuka di Vietnam oleh perseroan yang  ditandatangani pada tanggal 18 Desember 2012.
Penggantian nama tersebut, sekaligus merupakan langkah awal untuk merealisasikan terbentuknya Strategic Holding Group dengan harapan dapat menyatukan kegiatan operasional dan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak perusahaan dalam satu gebrakan baru untuk mencapai kinerja operasional maupun keuangan yang optimal, serta menuju visi perusahaan yang membawa nama Indonesia ke tingkat internasional di bidang industri persemenan, yakni menjadi Perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara. Hal ini tentu saja akan membutuhkan strategi yang tidak asal-asalan, terutama strategi dalam meningkatkan kualitas produk untuk menembus pasar global, mengingat sekarang persaingan di bidang industri begitu ketat maka perusahaan pun harus ekstra dalam menghadapi segala hambatan.
Daerah-daerah besar yang ada di Indonesia mugkin telah memiliki perusahaan semen masing-masing, namun ini bukan menjadi alasan untuk Semen Indonesia membatasi pembangunan pabrik baru di daerah yang memiliki potensi untuk bahan baku persemenan. Karena masih banyak daerah yang mempunyai potensi bahan baku yang belum tersentuh oleh peindustrian. Hal yang ditakutkan adalah yang mengelolah SDA tersebut hanya perusahaan Asing, sayang sekali jika kita sebagai warga Negara membiarkan orang asing yang mengelolah SDA milik Indonesia, sedangkan kita hanya menjadi penonton atau mungkin menjadi pekerja mereka dengan bayaran yang dominan sedikit, sedangkan mereka yang mendapatkan hasil yang besar, padahal SDA itu milik kita, ada di Negara kita. Maka dari itu, perusahaan industri Indonesia harus banyak tahu dimana saja dan bagaimana saja potensi yang di miliki oleh daerah-daerah yang ada di Indonesia, baik itu daerah besar atau daerah terpencil.
Sangat penting untuk PT. Semen Indonesia, memiliki persediaan bahan baku yang dapat bermanfaat untuk jangkah panjang bagi perusahaan dalam memproduksi semen yang berkualitas tinggi, sehingga dibutuhkan pula bahan baku yang berkualitas agar mampu bersaing di kanca perindustrian Internasional. Peluang untuk mendirikan pabrik baru akan terbuka lebar apabila perusahaan mampu mempertahankan kualitas produksinya, karena merk-merk semen yang diproduksi oleh Semen Indonesia sudah sangat lekat di ingatan masyarakat atau konsumen Indonesia, sebagai prooduk yang berkualitas tinggi. Sangat bangga kita ketika melihat warga Negara menggunakan produk Indonesia sendiri.
Membangun pabrik baru di daerah baru bukan pula sesuatu yang mudah, hal yang mungkin dipertimbangkan oleh perusahaan adalah medan yang ada di daerah sasaran, kondisi masyarakat yang mungkin cenderung menolak sesuatu yang baru, serta untuk mendapatkan perizinan pendirian bangunan pabrik di daerah tersebut. Namun, semua itu dapat teratasi jika perusahaan akan melakukan pendekatan serta sosialisasi kepada masyarakat untuk memperkenalkan eksistensi dari PT. Semen Indonesia tersebut sebagai perusahaan persemenan nasional. Terkadang, hal yang membuat masyarakat cenderung menolak pembangunan pabrik di daerah mereka adalah akan menimbulkan efek terhadap alam, seperti polusi dan limbah, yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan keselamatan bagi daerahnya.
1.2  Tujuan Dan Manfaat Yang Ingin Dicapai
Dari uraian latarbelakang diatas, dapat ditarik sebuah gagasan pemikiran mengenai upaya strategi sebuah perusahaan dalam penguatan aspek produksi dan hambatan atau kendali yang sering dihadapi dalam mengembangkan perusahaan, entah kendala dalam aspek perizinan pembangunan pabrik maupun situasi masyarakat yang cenderung tidak setuju dengan adanya  sesuatu yang mereka anggap baru atau dengan kata lain kontra investasi, dalam hal ini PT. Semen Indonesia. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini ada dua hal yakni pertama, menguraikan strategi serta hambatan yang mungkin akan dihadapi. Kedua, untuk menuangkan solusi dan langkah-langkah dalam strategi penguatan produksi serta sedikitnya memberikan penjelasan terhadap masyarakat mengenai latar belakang dan eksistensi Semen Indonesia itu sendiri.
Demikian tujuan yang dimaksud untuk menuai manfaat yang ingin dicapai, sebagai berikut:
1.      Meningkatkan strategi produksi perusahaan pada aspek kualitas.
2.      Mewaspadai hal-hal yang kemungkinan akan terjadi, seperti berbagai hambatan baik ekstern maupun intern.
3.      Meningkatnya pembangunan pabrik persemenan di daerah-daerah yang memiliki bahan baku untuk meningkatkan kulitas serta kuantitas produksi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
4.      Masyarakat dapat mengenal eksistensi dari PT. Semen Indonesia.
5.      Dari stategi-strategi yang akan dipaparkan tersebut akan memberikan sebagian strategi untuk menembus pasar global.


BAB II
GAGASAN
2.1   STRATEGI PENGUATAN PRODUKSI PERUSAHAAN

PT. Semen Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bersandar pada sumber daya alam, hal ini menjadikan perusahaan tidak boleh hanya bersandar pada satu tempat saja dalam mengoperasikan pabrik demi keberlangsungan produksi. Sehingga, ada beberapa strategi yang dapat ditawarkan melalui gagasan ini, sebagai berikut:
2.1.1        Pembangunan Pabrik
Seperti yang kita tahu bersama, bahwa Perseroan memiliki pabrik dibeberapa daerah di Indonesia, yang terletak di area-area tambang bahan baku dengan kualitas terbaik dan dalam jumlah besar, sehingga menjamin kelangsungan produksi semen di seluruh pabrik Perseroan dalam jangka panjang. Namun, hal ini tidak menjamin keberlangsungan produksi, karena setiap lokasi akan mengalami pengikisan bahan baku, jika hanya berpatokan pada persiapan yang ada. Sehingga, Perseroan harus lebih giat lagi mencari daerah-daerah yang ada di Indonesia untuk menjalin kerjasama di daerah tersebut dalam hal pembangunan pabrik sekaligus produksi dan distribusi. Karena jika melihat paparan area distribusi perseroan hanya berkisar di pulau Jawa, Kalimantan, Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua, sedangkan Pulau Sulawesi pada umumnya itu sama sekali tidak tersentuh oleh perseroan, padahal di Sulawesi terdapat beberapa wilayah yang dapat di jadikan sebagai pembangunan pabrik. Seandainya, pembangunan pabrik tidak memungkinkan, setidaknya distribusi Perseroan dapat menjangkau wilayah yang ada di Sulawesi.
Di Indonesia bila ditinjau dari Sumber Daya Alam (SDA) sangat mendukung untuk kegiatan industri yang bersandar pada SDA, namun bila di tinjau dari Sumber Daya Manusia kemungkinan masih kurang, sehingga ada beberapa daerah yang mempunyai sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk perindustrian terabaikan begitu saja, karena kurangnya sumber daya manusia di daerah tersebut. Hal yang diharapkan adalah kerjasama dari perusahaan perindustrian yang ada di Indonesia, agar tidak membiarkan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan tadi begitu saja atau bahkan sampai diambil alih oleh perusahaan asing, yang ujung-ujungnya orang Indonesia hanya menjadi penonton, terutama masyarakat yang ada di daerah tersebut.
2.1.2        Sumber Daya Manusia
Untuk membangun suatu negara agar terlihat berkualitas dimata dunia, maka bangunlah terlebih dahulu Sumber Daya Manusia di negara itu, karena peran manusialah yang dapat meningkatkan dan memajukan negaranya. Begitupun dengan sebuah perusahaan, dalam mengelolah dan meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dikanca nasional maupun internasional, maka sepatutnya memiliki jumlah karyawan yang memadai juga berkualitas dari segi yang telah ditentukan. Kemampuan seorang manusia satu dan yang lain tidaklah sama, sehingga dalam sebuah perusahaan sangat penting adanya manajemen, untuk mengatur kinerja para karyawannya yang memiliki keahlian dibidangnya masing-masing.
Perseroan sendiri telah memiliki program yang telah dijalankan sehubungan dengan Sumber Daya Manusia, dengan cara menerapkan yang namanya Human Capital Master Plan (HCMP). Hal yang dikembangkan dalam penerapan Human Capital ini adalah untuk mengembangakan kompetensi, karakter, dan integritas. Tujuannya untuk terciptanya Human Capital yang memiliki kompetensi tinggi, berkarakter kuat, untuk mendukung tercapainya visi dan misi Perseroan. Hal inilah yang diharapakan pada setiap perusahaan yang ada di Indonesia, terlebih untuk perusahaan industry, agar supaya perusahaan industry yang ada di Indonesia mampuh bersaing dalam skala internasional, baik dari segi kualitas produk maupun kualitas Sumber Daya Manusia yang di dalamnya.
2.1.3        Bahan Baku
Dalam sebuah perusahaan yang memproduksi atau menciptakan suatu produk, hal perlu perhatian ekstra adalah bahan baku untuk memproduksi. Mungkin, kita semua tidak pernah lupa dengan peristiwa yang terjadi di Indonesia pada masa silam, dimana pada abad-16 M awal masuknya bangsa Eropa di Indonesia, yang di pelpopori oleh bangsa Portugis, dan tahun-tahun berikutnya disusul oleh kedatangan Bangsa Belanda, yang mempunyai tujuan awal untuk berdagang hinggah akhirnya menjajah. Latar belakang kedatangan bangsa Eropa tersebut tidak lain adalah untuk mencari bahan mentah dalam meningkatkan produksi perusahaan industry yang mereka dirikan di negaranya, apalagi pasca Revolusi Industri yang terjadi di Inggris dan Prancis, hal ini membuat bangsa Eropa semakin menggebuh-gebuh mencari daerah koloni untuk dikuasai, terutama daerah yang memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah, dan mereka menemukannya di Nusantara, nama Indonesia pada waktu itu.
Nampaknya pesan Bung Karno memang benar, jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jasmerah). Tujuannya apa? Agar kita menjadi bijaksana, bercerminlah pada sejarah. Dari uraian mengenai bangsa Eropa diatas, kita dapat memetik hikmahnya, dalam menciptakan suatu perusahaan harus pula memiliki bahan baku, Indonesia merupakan Negara yang berpotensi untuk hal itu, tinggal bagaimana kita sebagai sumber daya manusia untuk memanfaatkan itu, dan jangan sampai peristiwa masa lampau terulang kembali, yang mengelolah Sumber Daya Alam hanya diolah bahkan dibawah kendali bangsa lain. Tugas perusahaan industry Indonesia wajib mencari dan memperluas daerah pembangunan pabrik yang memiliki potensi bahan baku untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi. Masa sekarang adalah cerminan masa lalu, dan masa depan merupakan cerminan masa kini. Oleh karena itu, ciptakanlah sejarah mulai hari ini untuk Indonesia yang Berjaya di masa depan.
2.2  Strategi Memasuki Pasar Internasional Dan Pasar Global
Keinginan terbesar sebuah perusahaan Industri adalah dapat meningkatkan daya saing perusahaannnya, baik secara internasional maupun global. Dalam hal ini antara persaingan secara internasional berbeda dengan persaingan global. Persaingan secara internasional adalah perusahaan mulai memasuki salah satu pasar asing, sedangkan persaingan global adalah perusahan bersaing dengan beberapa Negara dibelahan dunia, dan yang dapat memasuki persaingan Global hanyalah perusahaan yang pada awalnya telah memasuki persaingan secara internasional, memiliki kedudukan yang kuat di pasar internasional, dan memimpin beberapa pesaing di dalam suatu Negara. Artinya, produk perusahaan tersebut sudah tidak diragukan lagi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
PT. Semen Indonesia merupakan perusahan yang mulai megarah ke persaingan internasional, sehingga hal yang sangat di harapkan Semen Indonesia juga mampuh menembus pasar global, Semen Indonesia memiliki potensi itu. Adapun beberapa strategi dasar dalam memasuki pasar internasional, sebagai berikut:
1.      Export Strategy
Mempertahankan produksi berbasis nasional dan mengekspor barang-barang ke pasar luar negeri dengan menggunakan jalur pengawasan distribusi. Dengan memakai pabrik dalam negeri (domestik) sebagai suatu basis produksi untuk mengekspor barang-barang keluar negeri adalah suatu strategi yang terbaik untuk mengejar penjualan internasional. Keuntungan dari strategi ekspor ini antara lain meminimumkan risiko dan peryaratan modal dan meminimumkan investasi secara langsung di negara-negara asing. Suatu strategi ekspor mudah diserang jika biaya-biaya manufaktur di negara asal lebih besar daripada di negara-negara asing ketika pesaing-pesaing mempunyai pabrik, selain itu juga melibatkan biaya shipping yang tinggi serta fluktuasi yang merugikan dan pertukaran nilai tukar mata uang. Strategi ekspor rentan ketika biaya produksi (1) di dalam negeri jauh lebih tinggi daripada di negara-negara asing di mana saingan memiliki tanaman, (2) biaya pengiriman produk ke pasar luar negeri jauh relatif tinggi, atau (3) pergeseran buruk terjadi pada nilai tukar mata uang.
2.      Licensing Strategy
Strategi ini dilakukan jika perusahaan mempunyai kemampuan secara teknis tetapi tidak mempunyai kemampuan secara internasional untuk memasuki pasar luar negeri dan adanya keinginan untuk menghindari risiko pada saat mengirimkan atau memasukkan sumberdaya ke pasar yang mana tidak lazim, kondisi politik yang mudah berubah dan ketidakstabilan ekonomi.
3.      Franchising Strategy
Strategi ini dilakukan oleh perusahaan jasa dan retail yang melakukan ekspansi global. Keuntungan strategi ini antara lain franchises membawa serta biaya-biaya dan risiko dalam menetapkan lokasi/tempat aktivitasnya dan juga franchisor hanya melakukan pengeluaran untuk rekruitmen sumberdaya manusia, pelatihan. Kerugiannya adalah bahwa franchisor harus selalu menjaga kualitas dari produk tersebut. waralaba asing tidak selalu menunjukkan komitmen yang kuat untuk konsistensi dan standarisasi terutama ketika budaya lokal tidak menekankan kondisi sama masalah kualitas.Sementara lisensi bekerja dengan baik untuk memproduksi dan pemilik teknologi eksklusif, waralaba sering lebih sesuai dengan upaya ekspansi global bertahan dan perusahaan ritel.
Perusahaan tidak dapat sekadar bertahan di pasar domestik dan berharap dapat mempertahankan pasarnya. Namun harus mampu menembus pasar global. Berikut siasat dan strateginya, berdasarkan pengalaman PT. Sorini Corp. dan PT. Sayap Mas Utama[1].
1.      Memahami Lingkungan Pemasaran Internasional
 Ketika mempertimbangkan pasar asing tertentu, karakteristik ekonomi, hukum, politik dan budaya negara tujuan pasar harus diperhitungkan. PT. Sorini Corporation, misalnya. Ini perusahaan penghasil sorbitol  (monosakarida polyhdric alcohol);antara lain sebagai bahan baku farmasi, pasta gigi, dan kosmetik. Sorini mula-mula mempertimbang pasar yang mempunyai harga Sorbitol tertinggi di dunia: Jepang.
2.      Mempertimbangkan Proporsi Penjualan Di Pasar Asing Terhadap Sasaran Total Penjualannya
Apakah akan melakukan bisnis di beberapa negara saja, atau di banyak negara, dan negara seperti apa yang akan dimasuki? Pasar Sorbitol di Jepang saja mencapai 400 ribu metrik ton. Sorini hanya mampu mengekspor 4.000 metrik ton atau 1 % saja. Pasar ekspor Sorini saat ini adalah Jepang (15%), Brazil (14%), Vietnam dan Amerika (12%) serta Nigeria (11%). Untuk menembus pasar Uni Eropa, kawasan yang memberlakukan Common Agriculture Policy, semua produk pertanian dan produk turunan berbahan baku pertanian masih diproteksi. PT. Sayap Mas Utama mengawalinya dari Kongo. Saat ini pasar ekspornya adalah Nigeria (25 %), Filipina (18%), Kongo (12%), Angola (8 %), Ghana (6 %), Jepang (4%), Malaysia (4%), Thailand (3 %) dan Kamerun (3%). Sisanya, beberapa negara lain di Asia, Afrika, Eropa dan kawasan Pasifik.
3.      Memutuskan Pasar Mana Saja Yang Akan Dimasuki
Langkah ini mengharuskan penilaian atas besarnya laba atas investasi yang harus dibandingkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Sorini mampu memasuki pasar di lebih dari 60 negara. Selama 2001-2005, nilai ekspornya tumbuh 12,26%. Pada 2005, nilai ekspornya 29,7 juta dolar AS dan pada 2006 diperkirakan telah menembus Rp 1 triliun. Demikian pula, PT. Sayap Mas Utama, yang saat ini mampu menembus pasar di lebih dari 90 negara, dengan nilai ekspor selama 2001-2005 tumbuh 22,3% per tahun, dan total ekspornya mencapai 58 juta dolar AS.
4.      Memutuskan Cara Memasuki Pasar Luar Negeri Yang Menjadi Tujuan
Banyak perusahaan yang memulainya sebagai pengekspor tidak langsung, atau langsung, lalu beranjak ke cara berikutnya: lisensi. Caranya dengan membentuk usaha patungan, dan akhirnya melakukan investasi langsung di Negara tujuan ekspornya. Evolusi ini dinamakan proses internasionalisasi. Sorini, misalnya. Mula-mula hanya importir Sorbitol dan bertindak sebagai agen Unilever di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan Unilever, Sorini mengimpor dari Roquette. Ia kemudian membangun pabrik sendiri di Gempol, Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, dengan membeli teknologi dari Denmark.
Paling tidak ada empat hal yang dilakukannya. Pertama,menguasai  teknologi yang memungkinkan dapat menghasilkan produk berkualitas. Kedua, berinovasi, baik kemasan, logistik maupun di bidang transportasi. Ketiga,melakukan perbaikan terus-menerus dalam berproduksi. Keempat,meraih keandalan dalam penanganan pelanggan agar dipercaya.
Dari uraian strategi diatas, hal yang perlu di perhatikan juga ialah distribusi produk di dalam negeri. Terlepas dari berbagai strategi dalam penguatan produksi, distribusi juga perlu dikembangkan demi tercapainya penyebaran ke seluruh konnsumen, karena Suatu perusahaan dalam suatu negaradapat merasakan kegunaan fungsi dan tujuannya apabila seluruh masyarakat atau seluruh penjuruh yang ada di Negara tersebut telah mengenal dan bahkan menggenukan produknya. Sehinggah, disamping melangkah ke pasar internasional, perusahaan juga harus meratakan distribusi diseluruh penjuruh Nusantara, setidaknya masyarakat dapat mengenal bahwa Indonesia juga memiliki sebuah perusahaan industry yang termasuk dalam perusahaan terkemuka di Asia Tenggara.
Dalam distribusi PT. Semen Indonesia hanya  mencakup wilayah tertentu, seperti pulau Jawa, Bali, Sumatera, Nusa Tenggara, Papua, Maluku, dan Pulau Kalimantan[2]. Mengapa pulau Sulawesi tidak dijangkau dalam distribusi?
2.3 Hambatan dan Solusi Dalam Pembangunan
Sebuah perusahaan akan sering menghadapi suatu hambatan dalam membangun dan mengembangkan perusahaanya, tidak terkecuali bagi PT. Semen Indonesia. Adapun beberapa hambatan tersebut dapat dilihat dari dua sisi, pertama sisi Lingkungan dan kedua sisi Masyarakat. Namun, kedua sisi ini selalu berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Berikut ini uraian beberapa hambatan yang sering dihadapi oleh sebuah perusahaan, sekaligus solusi dalam mengatasinya:
1.      Sisi Lingkungan
Hal yang selalu menghalangi dalam pembangunan kebanyakan adalah kondisi lingkungan dalam hal ini medan untuk menjangkau, terlebih di daerah terpencil yang sangat sulit untuk menembus lokasi pertambangan. Tidak hanya itu, dari sisi lingkungan ini juga banyak membawa pengaruh, untuk sebuah pabrik industry pasti dalam pengelolaannya akan menyebabkan tercemarnya lingkungan disekitar, serta dampak lingkungan yang berujung pada berbagai bencana alam.
Sehingga, untuk menghindari hal tersebut maka sebuah perusahaan harus menggandeng tim Amdal (Analisis dampak lingkungan), agar sebelum melakukan pembangunan sebaiknya melakukan studi Amdal dulu, untuk memastikan lokasi apakah pembangunan pabrik tidak merugikan lingkungan disekitar.
Secara formal ketentuan mengenai Amdal di Negara kita muncul bersamaan dengan lahirnya Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang , Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup[3]. Dalam undang-undang ini Amdal disebutkan dalam Pasal 1 Angka 10 yang menyatakan bahwa Analisis Mnegenai Dampak Lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi pengambilan keputusan. Dari rumusan tersebut, salah satunya dapatlah diketahui bahwa:
a.       Studi dilakukan secara terfokus pada suatu dampak kegiatan yang direncanakan. Dengan demikian Amdal ini punya kaitan erat dengan perencanaan suatu proyek tertentu dan merupakan bagian dari suatu studi kelayakan. Bilamana sebelumnya kelayakan suatu proyek hanya dilihat dari segi teknis dan ekonomis maka dengan dimasukkannya Amdal dalam rangakaian kegiatan ini kelayakan suatu proyek juga harus dinilai dengan konsiderasi ekologis.

2.      Sisi Masyarakat
Terkait dengan lokasi terpencil untuk pembangunan suatu pabrik, hambatan kedua adalah penolakan yang ditimbulkan oleh masyarakat di daerah tersebut, terlebih masyarakat awam atau masih tradisional yang sulit menerima proses modernisasi. Hal semacam ini tentu mempunyai alasan tersendiri bagi masyarakat tersebut, seperti tidak ingin ingkungannya tercemar, dan tidak menerima pembangunan yang mungkin berkenaan dengan mitos di daerah tersebut. Sehingga, hal seperti ini sangat menyulitkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan izin dalam membangun pabriknya.

Bila demikian, hal utama yang harus dilakukan adalah sosialisasi kepada masyarakat dengan menggandeng pemerintah setempat yang dianggap dapat berpengaruh untuk masyarakat. Melalui sosialisasi ini, perusahaan dapat mengenalkan profil dari perusahaannya. Hal seperti ini tidak akan memberatkan, apalagi PT. Semen Indonesia mempunyai program tersendiri dalam hal peningkatan kualitas kegiatan tanggung jawab sosial dan pelestarian lingkungan, terkait dengan hal tersebut perseroan menerapkan yang namanya Go Green, sebagai bentuk tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan. Jadi, perusahaan harus meyakinkan masyarakat bahwa PT. Semen Indonesia merupakan perusahaan yang berbeda, tidak hanya memanfaatkan Sumber Daya Alam semata, namun juga melakukan pemeliharaan dan pelestarian.
PT. Semen Indonesia menerapkan Go Green sebagai panduan pengelolaan lingkungan yang mencakup aspek penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan hingga pengendalian lingkungan. Perseroan juga menjalankan berbagai program dan upaya dalam bidang lingkungan untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang baik, lebih dari yang dipersyaratkan undang-undang. Selain menerapkan Clean Development Mechanism (CDM) dalam proses produksi, Perseroan juga menjalankan program penghijauan, serta melakukan upaya pengurangan potensi pencemaran lingkungan dengan cara memanfaatkan limbah industri lain yang masuk kedalam kategori B3 sebagai bahan bakar alternatif dan proses pembuatan terak. Dengan program-program yang memberikan manfaat bagi lingkungan tersebut, Perseroan berhasil meraih Peringkat Proper Emas di tahun 2012[4]. Sungguh luar biasa dan patut untuk menjadi kebanggaan Indonesia. Bila hal ini di ketahui oleh masyarakat, maka tidak ada alasan lagi untuk menolak pembangunan tersebut. Apalagi, hal ini dapat mengurangi potensi pengangguran di Indonesia pada umumnya, dan daerah tersebut pada khususnya.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan

Dari pemaparan gagasan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, yang mana sebagai perusahaan industri yang bersandar pada Sumber Daya Alam harus pandai-pandai dalam menerapkan strategi penguatan pada aspek produksi dan juga pada pemasaran, baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, dalam meningkatkan produksi tentu sangat ditentukan oleh kinerja pengelola. Sudah tepat bila PT. Semen Indonesia menerapkan Human Capital Master Plan (HCMP) yang memiliki tujuan tersedianya HC yang berkompetensi tinggi, berkarakter kuat dan berintegritas untuk mendukung pencapaian visi dan misi Perseroan. Peningkatan kompetensi dilakukan melalui pelaksanaan program yang berjenjang, dimulai dari penyusunan manpower planning, perekrutan calon HC yang bertalenta, penyelenggaraan program pelatihan dan pendidikan yang terarah dan diikuti pengembangan karir dan remunerasi berbasis kinerja yang diselenggarakan dengan fair dan akuntable. Sehingga, disamping meningkatkan Sumber Daya Manusia juga untuk menurunkan angka pengangguran di Indonesia.

Kemudian, dalam proses pembangunan pasti setiap perusahaan banyak yang mengalami penolakkan atau tidak mendapat izin dari masyarakat yang ada di daerah sasaran pembangunan. Seperti yang kita tahu, di Indonesia pada umumnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang baik masih kurang. Industry perusahaan yang hadir di Negara ini masih banyak yang kurang menyadari betapa pentingnya pengeloaan yang baik terhadap SDA yang tersedia, yang ada hanya mengeksploitasi SDA secara berlebihan dan tidak memikirkan akibat buruk yang akan  terjadi. Tidak mengherankan, bila masyarakat sangat peka terhadap pembangunan-pembangunan pabrik industry yang mereka anggap akan merusak lingkungan. Namun, sekali lagi PT. Semen Indonesia akan mampu mengatasi itu, karena melihat program yang diterapkan sangat mendukung untuk kondisi yang demikian.



Daftar Pustaka
Soejono, S.H, M.H, 1996. Hukum Lingkungan dan Peranannya Dalam Pembangunan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Majalah Cetak Pengusaha Muslim Indonesia, dalam Prof. Dr. M. Suyanto (net) 2013. Siasat dan Strategi Menembus Pasar Global. (Lihat: http:// Siasat-dan-Strategi- menembu-pasar-globa/l 03/07/2013)
Competting in Foreign Market, (Lihat: http:// bersaing-di-pasar-luar –negeri/)
www.semenindonesia.com








[1] Sumber: Majalah Cetak Pengusaha Muslim Indonesia, ((Lihat: http:// Siasat-dan-Strategi- menembus-pasar-globa/l 03/07/2013)
[2] http://www.semenindonesia.com/page/read/area-manager-18. (diakses tanggal 23 April 2014. Pkl.   17.00 Wita)
[3]  Hukum Lingkungan dan Peranannya Dalam Pembangunan, (Lihat: Soejono, S.H, M.H. 1996: 29-30)
[4] Peningkatan Kualitas Kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Pelestarian Lingkungan PT. Semen Indonesia (Lihat: www.semenindonesia.com)