BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejak
dahulu hingga sekarang pendidikan selalu memiliki peranan penting didalam aspek
kehidupan. Disini, pendidikan tidak hanya sebagai penunjang masa depan untuk
manusia, tetapi juga sebagai penunjang masa depan bangsa dan Negara. Dengan
semakin berkembang dan majunya teknologi zaman sekarang, menuntut setiap orang
untuk berpendidikan dan menuntut kualitas dari pendidikan itu sendiri. Manusia
merupakan objek utama pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat
mengembagkan potensi yang ia miliki serta memiliki masa depan yang cerah.
Sedangkan, dalam suatu Negara, pendidikan tersebut menjadi faktor pendukung
dalam kemajuan pembangunan.
Dalam
suatu institut pendidikan, pasti melewati beberapa proses untuk menunjang
kemajuan melalui perkembangan-perkembangan tertentu. Dalam hal ini peneliti
melakukan penelitian di sebuah sekolah negeri, karena selama berdirinya sekolah
tersebut belum ada yang meneliti, proses perkembangan pengajaran atau
pendidikan di dalamnya, sehingga peneliti mengadakan penelitian di sekolah ini.
Alasan peneliti mengangkat masalah diatas juga, untuk mengetahui perkembangan
dan kemajuan pendidikan yeng ada di
sekolah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
keadaan sekolah pada awal didirikan hingga sekarang?
2. Bagaimana
proses pendidikan didalamnya?
3. Mengapa
SMAN. 1 Moutong menjadi Rintisan Sekolah Standar Nasional oleh pemerintah?
4. Bagaimana
mutu pendidikan dan prestasi sekolah SMAN I Moutong?
5. Bagaimana keadaan srana dan prasarana sekolah?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengatahui keadaan perkembagan sekolah dari awal hingga sekarang.
2. Untuk
melihat proses pendidikan yang
direalisasikan di sekolah tersebut.
3. Menguraikan
alasan pemerintah menjadikan SMAN. 1 Mouotng sebagai sekolah RSSN.
4. Melihat
mutu dan prestasi yang dihasilkan oleh SMAN. 1 Moutong.
5.
Menguraikan sarana dan prasarana yang tersedia
sekolah.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat bagi pembaca adalah untuk
menambah wawasan dan membangkitkan semangat pembaca dalam mengenyam pendidikan.
Manfaat bagi penulis adalah untuk melatih kemampuan dalam melakukan penelitian
di lapangan, serta menyusun proposal penelitian melalui data yang diperoleh
dari lapangan kedalam suatu karya ilmiah.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
LANDASAN TEORITIS
2.1 Pendekatan-
Pendekatan Dalam Teori Pendidikan
Dalam mempeajari pendidikan sebagai suatu teori yang
berisikan konsep-konsep, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan.
Pendekatan-pendekatan dalam menyusun teori pendidikan, terdiri dari pendekatan
sains, pendekatan filosofi, pendekatan religi, dan pendekatan multi disiplin.[1]
1.
Pendekatan
Sains
Pendekatan
sains dalam pendidikan (Science of
education), yaitu suatu pengkajian dengan menggunakan sains untuk
mempelajari, menelaah, dan memecahkan masalah-masalah pendidikan. Adapun
bebrapa jenis sains pendidikan yang dihasilkan, diantaranya: Administrasi
Pendidikan, merupakan cabang sains pendidikan, sebagai aplikasi dari ilmu
manajemen, dipengaruhi dan bersumber dari hasil penelitian dalam bidang
manajemen. Serta, Teknologi Pendidikan, sebagai aplikasi dari sains dan
teknologi, sangat dipengaruhi oleh perkembangan dan hasil penelitian dalam
bidang teknologi. Henderson mengemukakan bahwa sains pedidikan pada dasarnya
ingin menyumbangkan pengetahuan yang diperoleh melalui eksperimen, analisis,
pengukuran, perhitungan, klasifikasi, dan perbandingan.
Jadi,
kajian teori diatas dapat dipahami bahwa pendidikan yang dikaji melalui sains
merupakan aktifitas belajar yang menggunakan metode penelitian dan mempunyai
prosedur yang terencana dan cermat, serta melakukan eksperimen-eksperimen
ilmiah.
2.
Pendekatan
Religi
Pendekatan
religi terhadap pendidikan berarti bahwa suatu ajaran religi dijadikan sumber
inspirasi untuk menyusun teori atau konsep-konsep pendidikan yang dapat
dijadiakan landasan untuk melaksanakan pendidikan. Ajaran religi yang berisikan
kepercayaan dan nilai-nilai dalam kehidupan dapat dijadikan sumber dalam menentukan
tujuanpendidikan, materi pendidikan, metode, bahkan sampai pada jenis-jenis
pendidikan. Metode yang digunakan dalam menyusun teori pendidikan adalah tesis deduktif. Dikatakan tesis, karena bertolak dari dalil-dalil
atau aksioma-aksioma agama yang tidak dapat
kita tolak kebenaranya. Dikatakan deduktif
, karena teori pendidikan disusun dari prinsip-prinsip yang berlaku umum,
diterapkan untuk memikirkan masalah-masalah khusus. Sebagai contoh, teori
pendidikan islam berangkat dari Al-Quran, yang memberikan landasan pemikiran
yang berkaitan dengan manusia, siapa manusia, dari mana mausia dan mau kemana
manusia, serta harus bagaimana manusia berbuat dalam kehidupan di dunia ini.
2.2 Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional
Mengenai
sistem pendidikan di Indonesia, banyak hal yang diatur dalam undang-undang,
seperti wajib belajar 9 tahun, landasan dan asas pendidikan, hingga peranan
pendidikan di Indonesia. Berikut ini isi mengenai undang-undang sistem
pendidikan di Indonesia:
1. Menurut
UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan setiap
warga Negara diwajibkan mengikuti pendidikan formal minimal sampai tamat SMP.
Jadi, dapat dilihat
dari isi undang-undang tersebut bahwa pemerintah Indonesia menyadari betapa
pentingnya pendidikan bagi bangsanya, sehingga menerapkanwajib belajar 9 tahun
untuk anak-anak usia sekolah.
2. Menurut
UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 telah
ditetapkan antara lain bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan/atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang. Selain itu pula dinyatakan dalam UU No. 2
Tahun 1989 bahwa “Dalam kehidupan suatu bangsa, dan pendidikan mempunyai
peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan
kehidupan bangsa yang bersangkutan.”
Jadi, sudah tergambar dengan jelas
betapa pentingnya pendidikan itu bagi masa depan seseorang ataupun masa depan
suatu Negara. Masa depan suatu Negara dapat dilihat dari lukisan pendidikan
sekarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
3.1 Latar Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih
untuk meneliti institusi pendidikan tepatnya di SMAN 1 Moutong. Lokasinya
berada di Provinsi Sulawesi Tengah,
Kabupaten Parigi Moutong, Kecamatan Moutong, jalan Siswa No. 20 Moutong Timur. Moutong merupakan tapal batas antara Provinsi Sulawesi Tengah dengan Provinsi Gorontalo.
Moutong adalah kampung halaman peneliti, dan peneliti merupakan alumni dari
SMAN 1 Moutong. Sehingga hal ini mempermudah peneliti dalam melaksanakan
penelitian ditempat tersebut.
3.2 Bentuk dan Strategi Penelitian
Peneliti memakai pendekatan kualitatif
karena dalam penelitian dilakukan dalam bentuk pembahasan objek secara
mendalam, sesuai dengan data yang peneliti dapatkan di lapangan melalui
observasi, wawancara, sumber buku, dan data. Peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif ini penyusunannya juga berbentuk narasi, tanpa menggunakan rumusan
matematis seperti penelitian kuantitatif.
3.3 Sumber Data
Dalam pelaksanaan penelitian ini,
peneliti turun langsung dilapangan, dan disini peneliti sebagai partisipan
penuh atau peneliti aktif. Selain melakukan penelitian dengan berbagai
prosedur, peneliti juga melakukan pengamatan penuh terhadap objek yang akan
diteliti. Tentu saja kehadiran peneliti dilapangan, bersifat interaktif.
Sehingga sumber data yang diperoleh peneliti, langsung dari sumber terpercaya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti
memerlukan waktu satu pekan. Selama sepekan sudah termasuk waktu perjalanan ke
lokasi, setelah sampai di lokasi membutuhkan waktu dua hari untuk mendapatkan
data dari informan, yang dimulai dengan observasi di lapangan, lalu melakukan
wawancara dengan kepala sekolah, serta salah seorang staf tata usaha. Dalam
melakukan wawancara, peneliti merekam suara informan sebagai alat untuk
memudahkan dalam penyusunan hasil penelitian. Selain itu peneliti juga
mendapatkan izin dari kepala sekolah untuk mengcopy beberapa lembar dokumen
SMAN 1 Moutong yang dianggap penting untuk dijadikan data. Selanjutnya,
peneliti melakukan pengamatan sekaligus pengambilan gambar sebagai dokumentasi.
3.5 Teknik Cuplikan (Sampling)
Karena keterbatasan waktu yang dimiliki
oleh peneliti, maka dalam hal ini peneliti menggunakan teknik cuplikan dalam
memperoleh data, yakni dengan cara memilih satu informan yang dikenal paling
tahu tentang perkembangan sekolah SMAN 1 Moutong yakni pegawai staf tata usaha
Bapak Sagaf yang telah lama mengabdi di SMAN 1 Moutong, teknik cuplikan ini
menggunakan Teknik Purposive Sampling.
Daftar Pustaka
Umar
Tirtarahardja dan L. La Sulo, 2008. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Uyoh
Sadulloh, 2008. Pengantar Filsafat
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.