Karya Tulis
STRATEGI
PENGUATAN PRODUKSI DAN PEMASARAN
UNTUK SEMEN
INDONESIA
(TEMA: SEMEN
INDONESIA KINI DAN ESOK)
“Di ajukan untuk memenuhi persyaratan sebagai peserta Lomba Karya Tulis dan Foto
Jurnalistik
Semen Indonesia oleh Adicipta Mediatama ”
Semen Indonesia oleh Adicipta Mediatama ”
OLEH:
REZKI DESMITA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KOTA GORONTALO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beberapa pulau dan mempunyai
Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa dibilang melimpah. Contoh dari SDA tersebut
adanya Gunung kapur dan area tambang yang memiliki kualitas terbaik dan dalam
jumlah yang besar di Indonesia, dapat dimanfaatkan oleh Industri Semen untuk
meningkatkan produksi semen nasional, tanpa harus mengimport dari Negara lain,
bahkan jika dikelolah dengan baik Indonesia yang akan mengeksport produk semen
ke luar negeri. Salah satu perusahaan semen yang terkemuka di Indonesia adalah
PT. Semen Indonesia Tbk, yang mempunyai empat anak perusahaan yang
masing-masing memiliki merk eksiting (Semen Gresik, Semen Tonasa, Semen Padang,
dan Tang Long Cement). Sebelumnya Semen Indonesia merupakan PT. Semen Gresik
yang kemudian meresmikan penggantian nama pada tanggal 20
Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan, sedangkan nama Tang Long Cement merupakan hasil dari kerjasama dalam transaksi
final akuisisi 70% saham Tang Long Cement, perusahaan terkemuka di Vietnam oleh
perseroan yang ditandatangani pada
tanggal 18 Desember 2012.
Penggantian nama tersebut, sekaligus merupakan
langkah awal untuk merealisasikan terbentuknya Strategic Holding Group dengan harapan dapat menyatukan kegiatan operasional dan memaksimalkan
potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak perusahaan dalam satu gebrakan
baru untuk mencapai kinerja operasional maupun keuangan yang optimal, serta
menuju visi perusahaan yang membawa nama Indonesia ke tingkat internasional di
bidang industri persemenan, yakni menjadi Perusahaan persemenan terkemuka di
Indonesia dan Asia Tenggara. Hal ini tentu saja akan membutuhkan strategi yang
tidak asal-asalan, terutama strategi dalam meningkatkan kualitas produk untuk
menembus pasar global, mengingat sekarang persaingan di bidang industri begitu
ketat maka perusahaan pun harus ekstra dalam menghadapi segala hambatan.
Daerah-daerah besar
yang ada di Indonesia mugkin telah memiliki perusahaan semen masing-masing,
namun ini bukan menjadi alasan untuk Semen Indonesia membatasi pembangunan
pabrik baru di daerah yang memiliki potensi untuk bahan baku persemenan. Karena
masih banyak daerah yang mempunyai potensi bahan baku yang belum tersentuh oleh
peindustrian. Hal yang ditakutkan adalah yang mengelolah SDA tersebut hanya
perusahaan Asing, sayang sekali jika kita sebagai warga Negara membiarkan orang
asing yang mengelolah SDA milik Indonesia, sedangkan kita hanya menjadi
penonton atau mungkin menjadi pekerja mereka dengan bayaran yang dominan
sedikit, sedangkan mereka yang mendapatkan hasil yang besar, padahal SDA itu
milik kita, ada di Negara kita. Maka dari itu, perusahaan industri Indonesia harus
banyak tahu dimana saja dan bagaimana saja potensi yang di miliki oleh
daerah-daerah yang ada di Indonesia, baik itu daerah besar atau daerah
terpencil.
Sangat penting untuk PT.
Semen Indonesia, memiliki persediaan bahan baku yang dapat bermanfaat untuk
jangkah panjang bagi perusahaan dalam memproduksi semen yang berkualitas
tinggi, sehingga dibutuhkan pula bahan baku yang berkualitas agar mampu
bersaing di kanca perindustrian Internasional. Peluang untuk mendirikan pabrik
baru akan terbuka lebar apabila perusahaan mampu mempertahankan kualitas
produksinya, karena merk-merk semen yang diproduksi oleh Semen Indonesia sudah
sangat lekat di ingatan masyarakat atau konsumen Indonesia, sebagai prooduk
yang berkualitas tinggi. Sangat bangga kita ketika melihat warga Negara
menggunakan produk Indonesia sendiri.
Membangun pabrik baru
di daerah baru bukan pula sesuatu yang mudah, hal yang mungkin dipertimbangkan
oleh perusahaan adalah medan yang ada di daerah sasaran, kondisi masyarakat
yang mungkin cenderung menolak sesuatu yang baru, serta untuk mendapatkan
perizinan pendirian bangunan pabrik di daerah tersebut. Namun, semua itu dapat
teratasi jika perusahaan akan melakukan pendekatan serta sosialisasi kepada
masyarakat untuk memperkenalkan eksistensi dari PT. Semen Indonesia tersebut
sebagai perusahaan persemenan nasional. Terkadang, hal yang membuat masyarakat
cenderung menolak pembangunan pabrik di daerah mereka adalah akan menimbulkan
efek terhadap alam, seperti polusi dan limbah, yang berdampak pada kesehatan
masyarakat dan keselamatan bagi daerahnya.
1.2 Tujuan Dan Manfaat Yang Ingin Dicapai
Dari uraian
latarbelakang diatas, dapat ditarik sebuah gagasan pemikiran mengenai upaya
strategi sebuah perusahaan dalam penguatan aspek produksi dan hambatan atau
kendali yang sering dihadapi dalam mengembangkan perusahaan, entah kendala
dalam aspek perizinan pembangunan pabrik maupun situasi masyarakat yang
cenderung tidak setuju dengan adanya sesuatu
yang mereka anggap baru atau dengan kata lain kontra investasi, dalam hal ini
PT. Semen Indonesia. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini ada
dua hal yakni pertama, menguraikan strategi serta hambatan yang mungkin akan
dihadapi. Kedua, untuk menuangkan
solusi dan langkah-langkah dalam strategi penguatan produksi serta sedikitnya
memberikan penjelasan terhadap masyarakat mengenai latar belakang dan
eksistensi Semen Indonesia itu sendiri.
Demikian tujuan yang
dimaksud untuk menuai manfaat yang ingin dicapai, sebagai berikut:
1. Meningkatkan strategi produksi perusahaan pada aspek kualitas.
2. Mewaspadai hal-hal yang kemungkinan akan terjadi, seperti berbagai
hambatan baik ekstern maupun intern.
3. Meningkatnya pembangunan pabrik persemenan di daerah-daerah yang memiliki
bahan baku untuk meningkatkan kulitas serta kuantitas produksi, baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
4. Masyarakat dapat mengenal eksistensi dari PT.
Semen Indonesia.
5. Dari stategi-strategi yang akan dipaparkan
tersebut akan memberikan sebagian strategi untuk menembus pasar global.
BAB II
GAGASAN
2.1 STRATEGI PENGUATAN PRODUKSI
PERUSAHAAN
PT. Semen Indonesia
merupakan salah satu perusahaan yang bersandar pada sumber daya alam, hal ini
menjadikan perusahaan tidak boleh hanya bersandar pada satu tempat saja dalam
mengoperasikan pabrik demi keberlangsungan produksi. Sehingga, ada beberapa
strategi yang dapat ditawarkan melalui gagasan ini, sebagai berikut:
2.1.1
Pembangunan Pabrik
Seperti yang kita tahu
bersama, bahwa Perseroan memiliki pabrik dibeberapa daerah di Indonesia, yang
terletak di area-area tambang bahan baku dengan kualitas
terbaik dan dalam jumlah besar, sehingga menjamin kelangsungan produksi semen
di seluruh pabrik Perseroan dalam jangka panjang. Namun, hal ini tidak menjamin
keberlangsungan produksi, karena setiap lokasi akan mengalami pengikisan bahan
baku, jika hanya berpatokan pada persiapan yang ada. Sehingga, Perseroan harus
lebih giat lagi mencari daerah-daerah yang ada di Indonesia untuk menjalin
kerjasama di daerah tersebut dalam hal pembangunan pabrik sekaligus produksi
dan distribusi. Karena jika melihat paparan area distribusi perseroan hanya
berkisar di pulau Jawa, Kalimantan, Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua,
sedangkan Pulau Sulawesi pada umumnya itu sama sekali tidak tersentuh oleh
perseroan, padahal di Sulawesi terdapat beberapa wilayah yang dapat di jadikan
sebagai pembangunan pabrik. Seandainya, pembangunan pabrik tidak memungkinkan,
setidaknya distribusi Perseroan dapat menjangkau wilayah yang
ada di Sulawesi.
Di Indonesia bila ditinjau dari Sumber Daya
Alam (SDA) sangat mendukung untuk kegiatan industri yang bersandar pada SDA,
namun bila di tinjau dari Sumber Daya Manusia kemungkinan masih kurang,
sehingga ada beberapa daerah yang mempunyai sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan untuk perindustrian terabaikan begitu saja, karena kurangnya
sumber daya manusia di daerah tersebut. Hal yang diharapkan adalah kerjasama
dari perusahaan perindustrian yang ada di Indonesia, agar tidak membiarkan
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan tadi begitu saja atau bahkan sampai
diambil alih oleh perusahaan asing, yang ujung-ujungnya orang Indonesia hanya
menjadi penonton, terutama masyarakat yang ada di daerah tersebut.
2.1.2
Sumber Daya
Manusia
Untuk membangun suatu negara agar terlihat
berkualitas dimata dunia, maka bangunlah terlebih dahulu Sumber Daya Manusia di
negara itu, karena peran manusialah yang dapat meningkatkan dan memajukan
negaranya. Begitupun
dengan sebuah perusahaan, dalam mengelolah dan meningkatkan kualitasnya agar
dapat bersaing dikanca nasional maupun internasional, maka sepatutnya memiliki
jumlah karyawan yang memadai juga berkualitas dari segi yang telah ditentukan.
Kemampuan seorang manusia satu dan yang lain tidaklah sama, sehingga dalam
sebuah perusahaan sangat penting adanya manajemen, untuk mengatur kinerja para
karyawannya yang memiliki keahlian dibidangnya masing-masing.
Perseroan sendiri telah memiliki program yang
telah dijalankan sehubungan dengan Sumber Daya Manusia, dengan cara menerapkan
yang namanya Human Capital Master Plan (HCMP). Hal yang dikembangkan
dalam penerapan Human Capital ini adalah untuk mengembangakan
kompetensi, karakter, dan integritas. Tujuannya untuk terciptanya Human
Capital yang memiliki kompetensi tinggi, berkarakter kuat, untuk mendukung
tercapainya visi dan misi Perseroan. Hal inilah yang diharapakan pada setiap perusahaan yang ada di Indonesia, terlebih untuk perusahaan industry,
agar supaya perusahaan industry yang ada di Indonesia mampuh bersaing dalam
skala internasional, baik dari segi kualitas produk maupun kualitas Sumber Daya
Manusia yang di dalamnya.
2.1.3
Bahan Baku
Dalam sebuah perusahaan
yang memproduksi atau menciptakan suatu produk, hal perlu perhatian ekstra
adalah bahan baku untuk memproduksi. Mungkin, kita semua tidak pernah lupa
dengan peristiwa yang terjadi di Indonesia pada masa silam, dimana pada abad-16
M awal masuknya bangsa Eropa di Indonesia, yang di pelpopori oleh bangsa
Portugis, dan tahun-tahun berikutnya disusul oleh kedatangan Bangsa Belanda,
yang mempunyai tujuan awal untuk berdagang hinggah akhirnya menjajah. Latar
belakang kedatangan bangsa Eropa tersebut tidak lain adalah untuk mencari bahan
mentah dalam meningkatkan produksi perusahaan industry yang mereka dirikan di
negaranya, apalagi pasca Revolusi Industri yang terjadi di Inggris dan Prancis,
hal ini membuat bangsa Eropa semakin menggebuh-gebuh mencari daerah koloni
untuk dikuasai, terutama daerah yang memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah,
dan mereka menemukannya di Nusantara, nama Indonesia pada waktu itu.
Nampaknya pesan Bung
Karno memang benar, jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jasmerah).
Tujuannya apa? Agar kita menjadi bijaksana, bercerminlah pada sejarah. Dari
uraian mengenai bangsa Eropa diatas, kita dapat memetik hikmahnya, dalam
menciptakan suatu perusahaan harus pula memiliki bahan baku, Indonesia
merupakan Negara yang berpotensi untuk hal itu, tinggal bagaimana kita sebagai
sumber daya manusia untuk memanfaatkan itu, dan jangan sampai peristiwa masa
lampau terulang kembali, yang mengelolah Sumber Daya Alam hanya diolah bahkan
dibawah kendali bangsa lain. Tugas perusahaan industry Indonesia wajib mencari
dan memperluas daerah pembangunan pabrik yang memiliki potensi bahan baku untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi. Masa sekarang adalah cerminan
masa lalu, dan masa depan merupakan cerminan masa kini. Oleh karena itu,
ciptakanlah sejarah mulai hari ini untuk Indonesia yang Berjaya di masa depan.
2.2 Strategi Memasuki Pasar Internasional Dan Pasar Global
Keinginan terbesar
sebuah perusahaan Industri adalah dapat meningkatkan daya saing perusahaannnya,
baik secara internasional maupun global. Dalam hal ini antara persaingan secara
internasional berbeda dengan persaingan global. Persaingan secara internasional
adalah perusahaan mulai memasuki salah satu pasar asing, sedangkan persaingan
global adalah perusahan bersaing dengan beberapa Negara dibelahan dunia, dan
yang dapat memasuki persaingan Global hanyalah perusahaan yang pada awalnya
telah memasuki persaingan secara internasional, memiliki kedudukan yang kuat di
pasar internasional, dan memimpin beberapa pesaing di dalam suatu Negara.
Artinya, produk perusahaan tersebut sudah tidak diragukan lagi, baik dari segi
kualitas maupun kuantitas.
PT. Semen Indonesia
merupakan perusahan yang mulai megarah ke persaingan internasional, sehingga
hal yang sangat di harapkan Semen Indonesia juga mampuh menembus pasar global,
Semen Indonesia memiliki potensi itu. Adapun beberapa strategi dasar dalam
memasuki pasar internasional, sebagai berikut:
1. Export Strategy
Mempertahankan produksi berbasis nasional dan
mengekspor barang-barang ke pasar luar negeri dengan menggunakan jalur
pengawasan distribusi. Dengan memakai pabrik dalam negeri (domestik) sebagai
suatu basis produksi untuk mengekspor barang-barang keluar negeri adalah suatu
strategi yang terbaik untuk mengejar penjualan internasional. Keuntungan dari
strategi ekspor ini antara lain meminimumkan risiko dan peryaratan modal dan
meminimumkan investasi secara langsung di negara-negara asing. Suatu strategi
ekspor mudah diserang jika biaya-biaya manufaktur di negara asal lebih besar daripada
di negara-negara asing ketika pesaing-pesaing mempunyai pabrik, selain itu juga
melibatkan biaya shipping yang tinggi serta fluktuasi yang merugikan dan
pertukaran nilai tukar mata uang. Strategi ekspor rentan ketika biaya produksi
(1) di dalam negeri jauh lebih tinggi daripada di negara-negara asing di mana
saingan memiliki tanaman, (2) biaya pengiriman produk ke pasar luar negeri jauh
relatif tinggi, atau (3) pergeseran buruk terjadi pada nilai tukar mata uang.
2.
Licensing
Strategy
Strategi ini dilakukan jika perusahaan
mempunyai kemampuan secara teknis tetapi tidak mempunyai kemampuan secara
internasional untuk memasuki pasar luar negeri dan adanya keinginan untuk
menghindari risiko pada saat mengirimkan atau memasukkan sumberdaya ke pasar
yang mana tidak lazim, kondisi politik yang mudah berubah dan ketidakstabilan
ekonomi.
3.
Franchising
Strategy
Strategi ini dilakukan oleh perusahaan jasa dan
retail yang melakukan ekspansi global. Keuntungan strategi ini antara lain
franchises membawa serta biaya-biaya dan risiko dalam menetapkan lokasi/tempat
aktivitasnya dan juga franchisor hanya melakukan pengeluaran untuk rekruitmen
sumberdaya manusia, pelatihan. Kerugiannya adalah bahwa franchisor harus selalu
menjaga kualitas dari produk tersebut. waralaba asing tidak selalu menunjukkan
komitmen yang kuat untuk konsistensi dan standarisasi terutama ketika budaya
lokal tidak menekankan kondisi sama masalah kualitas.Sementara lisensi bekerja
dengan baik untuk memproduksi dan pemilik teknologi eksklusif, waralaba sering
lebih sesuai dengan upaya ekspansi global bertahan dan perusahaan ritel.
Perusahaan tidak dapat sekadar bertahan di
pasar domestik dan berharap dapat mempertahankan pasarnya. Namun harus mampu
menembus pasar global. Berikut siasat dan strateginya, berdasarkan pengalaman
PT. Sorini Corp. dan PT. Sayap Mas Utama[1].
1.
Memahami Lingkungan Pemasaran Internasional
Ketika
mempertimbangkan pasar asing tertentu, karakteristik ekonomi, hukum, politik
dan budaya negara tujuan pasar harus diperhitungkan. PT. Sorini Corporation,
misalnya. Ini perusahaan penghasil sorbitol (monosakarida polyhdric
alcohol);antara lain sebagai bahan baku farmasi, pasta gigi, dan kosmetik.
Sorini mula-mula mempertimbang pasar yang mempunyai harga Sorbitol tertinggi di dunia: Jepang.
2.
Mempertimbangkan Proporsi Penjualan Di Pasar Asing Terhadap Sasaran Total Penjualannya
Apakah akan
melakukan bisnis di beberapa negara saja, atau di banyak negara, dan negara
seperti apa yang akan dimasuki? Pasar Sorbitol di Jepang saja mencapai 400 ribu metrik
ton. Sorini hanya mampu mengekspor 4.000 metrik ton atau 1 % saja. Pasar ekspor
Sorini saat ini adalah Jepang (15%), Brazil (14%), Vietnam dan Amerika (12%)
serta Nigeria (11%). Untuk menembus
pasar Uni Eropa, kawasan yang memberlakukan Common Agriculture Policy, semua produk pertanian dan produk turunan
berbahan baku pertanian masih diproteksi. PT. Sayap Mas
Utama mengawalinya dari Kongo. Saat ini pasar ekspornya adalah Nigeria (25 %),
Filipina (18%), Kongo (12%), Angola (8 %), Ghana (6 %), Jepang (4%), Malaysia
(4%), Thailand (3 %) dan Kamerun (3%). Sisanya, beberapa negara lain di Asia,
Afrika, Eropa dan kawasan Pasifik.
3.
Memutuskan Pasar Mana Saja Yang Akan Dimasuki
Langkah ini mengharuskan penilaian atas
besarnya laba atas investasi yang harus dibandingkan dengan tingkat risiko yang
dihadapi. Sorini mampu memasuki pasar di lebih dari 60 negara. Selama
2001-2005, nilai ekspornya tumbuh 12,26%. Pada 2005, nilai ekspornya 29,7 juta
dolar AS dan pada 2006 diperkirakan telah menembus Rp 1 triliun. Demikian pula,
PT. Sayap Mas Utama, yang saat ini mampu menembus pasar di lebih dari 90
negara, dengan nilai ekspor selama 2001-2005 tumbuh 22,3% per tahun, dan total
ekspornya mencapai 58 juta dolar AS.
4.
Memutuskan Cara Memasuki Pasar Luar Negeri Yang Menjadi Tujuan
Banyak perusahaan yang memulainya sebagai
pengekspor tidak langsung, atau langsung, lalu beranjak ke cara berikutnya:
lisensi. Caranya dengan membentuk usaha patungan, dan akhirnya melakukan
investasi langsung di Negara tujuan ekspornya. Evolusi ini dinamakan proses
internasionalisasi. Sorini, misalnya. Mula-mula hanya importir Sorbitol dan bertindak sebagai agen Unilever di
Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan Unilever, Sorini mengimpor dari Roquette.
Ia kemudian membangun pabrik sendiri di Gempol, Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur,
dengan membeli teknologi dari Denmark.
Paling tidak ada empat hal yang dilakukannya. Pertama,menguasai
teknologi yang memungkinkan dapat menghasilkan produk berkualitas. Kedua,
berinovasi, baik kemasan, logistik maupun di bidang transportasi. Ketiga,melakukan
perbaikan terus-menerus dalam berproduksi. Keempat,meraih keandalan
dalam penanganan pelanggan agar dipercaya.
Dari uraian strategi diatas, hal yang perlu di perhatikan juga ialah distribusi
produk di dalam negeri. Terlepas dari berbagai strategi dalam penguatan
produksi, distribusi juga perlu dikembangkan demi tercapainya penyebaran ke
seluruh konnsumen, karena Suatu perusahaan dalam suatu negaradapat merasakan
kegunaan fungsi dan tujuannya apabila seluruh masyarakat atau seluruh penjuruh
yang ada di Negara tersebut telah mengenal dan bahkan menggenukan produknya.
Sehinggah, disamping melangkah ke pasar internasional, perusahaan juga harus
meratakan distribusi diseluruh penjuruh Nusantara, setidaknya masyarakat dapat
mengenal bahwa Indonesia juga memiliki sebuah perusahaan industry yang termasuk
dalam perusahaan terkemuka di Asia Tenggara.
Dalam distribusi PT. Semen Indonesia hanya mencakup wilayah tertentu, seperti pulau
Jawa, Bali, Sumatera, Nusa Tenggara, Papua, Maluku, dan Pulau Kalimantan[2].
Mengapa pulau Sulawesi tidak dijangkau dalam distribusi?
2.3 Hambatan dan Solusi Dalam Pembangunan
Sebuah perusahaan akan sering menghadapi suatu hambatan dalam membangun dan
mengembangkan perusahaanya, tidak terkecuali bagi PT. Semen Indonesia. Adapun
beberapa hambatan tersebut dapat dilihat dari dua sisi, pertama sisi
Lingkungan dan kedua sisi Masyarakat. Namun, kedua sisi ini selalu
berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Berikut ini uraian beberapa
hambatan yang sering dihadapi oleh sebuah perusahaan, sekaligus solusi dalam
mengatasinya:
1.
Sisi Lingkungan
Hal yang selalu menghalangi dalam pembangunan kebanyakan adalah kondisi
lingkungan dalam hal ini medan untuk menjangkau, terlebih di daerah terpencil
yang sangat sulit untuk menembus lokasi pertambangan. Tidak hanya itu, dari
sisi lingkungan ini juga banyak membawa pengaruh, untuk sebuah pabrik industry
pasti dalam pengelolaannya akan menyebabkan tercemarnya lingkungan disekitar,
serta dampak lingkungan yang berujung pada berbagai bencana alam.
Sehingga, untuk menghindari hal tersebut maka sebuah perusahaan harus
menggandeng tim Amdal (Analisis dampak lingkungan), agar sebelum melakukan
pembangunan sebaiknya melakukan studi Amdal dulu, untuk memastikan lokasi
apakah pembangunan pabrik tidak merugikan lingkungan disekitar.
Secara formal ketentuan mengenai Amdal di Negara kita muncul bersamaan
dengan lahirnya Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang , Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup[3].
Dalam undang-undang ini Amdal disebutkan dalam Pasal 1 Angka 10 yang menyatakan
bahwa Analisis Mnegenai Dampak Lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak
suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan
bagi pengambilan keputusan. Dari rumusan tersebut, salah satunya dapatlah
diketahui bahwa:
a.
Studi dilakukan secara terfokus pada suatu dampak kegiatan yang
direncanakan. Dengan demikian Amdal ini punya kaitan erat dengan perencanaan
suatu proyek tertentu dan merupakan bagian dari suatu studi kelayakan. Bilamana
sebelumnya kelayakan suatu proyek hanya dilihat dari segi teknis dan ekonomis
maka dengan dimasukkannya Amdal dalam rangakaian kegiatan ini kelayakan suatu
proyek juga harus dinilai dengan konsiderasi ekologis.
2.
Sisi Masyarakat
Terkait dengan lokasi
terpencil untuk pembangunan suatu pabrik, hambatan kedua adalah penolakan yang
ditimbulkan oleh masyarakat di daerah tersebut, terlebih masyarakat awam atau
masih tradisional yang sulit menerima proses modernisasi. Hal semacam ini tentu
mempunyai alasan tersendiri bagi masyarakat tersebut, seperti tidak ingin
ingkungannya tercemar, dan tidak menerima pembangunan yang mungkin berkenaan
dengan mitos di daerah tersebut. Sehingga, hal seperti ini sangat menyulitkan
sebuah perusahaan untuk mendapatkan izin dalam membangun pabriknya.
Bila demikian, hal utama yang harus dilakukan adalah sosialisasi kepada
masyarakat dengan menggandeng pemerintah setempat yang dianggap dapat
berpengaruh untuk masyarakat. Melalui sosialisasi ini, perusahaan dapat
mengenalkan profil dari perusahaannya. Hal seperti ini tidak akan memberatkan,
apalagi PT. Semen Indonesia mempunyai program tersendiri dalam hal peningkatan
kualitas kegiatan tanggung jawab sosial dan pelestarian lingkungan, terkait dengan hal tersebut perseroan menerapkan yang namanya Go
Green, sebagai bentuk tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan. Jadi,
perusahaan harus meyakinkan masyarakat bahwa PT. Semen Indonesia merupakan
perusahaan yang berbeda, tidak hanya memanfaatkan Sumber Daya Alam semata,
namun juga melakukan pemeliharaan dan pelestarian.
PT. Semen Indonesia menerapkan Go Green sebagai panduan pengelolaan
lingkungan yang mencakup aspek penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan hingga pengendalian lingkungan. Perseroan juga
menjalankan berbagai program dan upaya dalam bidang lingkungan untuk
meningkatkan kualitas lingkungan yang baik, lebih dari yang dipersyaratkan
undang-undang. Selain menerapkan Clean Development Mechanism (CDM) dalam
proses produksi, Perseroan juga menjalankan program penghijauan, serta
melakukan upaya pengurangan potensi pencemaran lingkungan dengan cara
memanfaatkan limbah industri lain yang masuk kedalam kategori B3 sebagai bahan
bakar alternatif dan proses pembuatan terak. Dengan program-program yang
memberikan manfaat bagi lingkungan tersebut, Perseroan berhasil meraih
Peringkat Proper Emas di tahun 2012[4]. Sungguh luar biasa dan patut untuk menjadi kebanggaan Indonesia. Bila
hal ini di ketahui oleh masyarakat, maka tidak ada alasan lagi untuk menolak
pembangunan tersebut. Apalagi, hal ini dapat mengurangi potensi pengangguran di
Indonesia pada umumnya, dan daerah tersebut pada khususnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan gagasan diatas
dapat ditarik suatu kesimpulan, yang mana sebagai perusahaan industri yang
bersandar pada Sumber Daya Alam harus pandai-pandai dalam menerapkan strategi
penguatan pada aspek produksi dan juga pada pemasaran, baik dalam negeri maupun
luar negeri. Selain itu, dalam meningkatkan produksi tentu sangat ditentukan
oleh kinerja pengelola. Sudah tepat bila PT. Semen Indonesia menerapkan Human Capital Master Plan (HCMP) yang memiliki tujuan tersedianya HC yang berkompetensi
tinggi, berkarakter kuat dan berintegritas untuk mendukung pencapaian visi dan
misi Perseroan. Peningkatan kompetensi dilakukan melalui pelaksanaan program
yang berjenjang, dimulai dari penyusunan manpower planning, perekrutan
calon HC yang bertalenta, penyelenggaraan program pelatihan dan pendidikan yang
terarah dan diikuti pengembangan karir dan remunerasi berbasis kinerja yang
diselenggarakan dengan fair dan akuntable. Sehingga, disamping meningkatkan
Sumber Daya Manusia juga untuk menurunkan angka pengangguran di Indonesia.
Kemudian, dalam proses pembangunan pasti setiap perusahaan banyak yang
mengalami penolakkan atau tidak mendapat izin dari masyarakat yang ada di
daerah sasaran pembangunan. Seperti yang kita tahu, di Indonesia pada umumnya
dalam pengelolaan dan pemanfaatan Sumber Daya Alam
(SDA) yang baik masih kurang. Industry perusahaan yang hadir di Negara ini
masih banyak yang kurang menyadari betapa pentingnya pengeloaan yang baik
terhadap SDA yang tersedia, yang ada hanya mengeksploitasi SDA secara
berlebihan dan tidak memikirkan akibat buruk yang akan terjadi. Tidak mengherankan, bila masyarakat
sangat peka terhadap pembangunan-pembangunan pabrik industry yang mereka anggap
akan merusak lingkungan. Namun, sekali lagi PT. Semen Indonesia akan mampu
mengatasi itu, karena melihat program yang diterapkan sangat mendukung untuk
kondisi yang demikian.
Daftar Pustaka
Soejono, S.H, M.H, 1996. Hukum
Lingkungan dan Peranannya Dalam Pembangunan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Majalah Cetak Pengusaha Muslim Indonesia, dalam Prof. Dr. M. Suyanto (net) 2013. Siasat dan Strategi Menembus Pasar Global. (Lihat: http:// Siasat-dan-Strategi- menembu-pasar-globa/l
03/07/2013)
Competting in Foreign Market, (Lihat: http:// bersaing-di-pasar-luar –negeri/)
www.semenindonesia.com
[1] Sumber: Majalah Cetak
Pengusaha Muslim Indonesia, ((Lihat: http:// Siasat-dan-Strategi- menembus-pasar-globa/l 03/07/2013)
[2] http://www.semenindonesia.com/page/read/area-manager-18. (diakses tanggal 23 April 2014. Pkl.
17.00 Wita)
[4] Peningkatan
Kualitas Kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Pelestarian Lingkungan PT. Semen
Indonesia (Lihat: www.semenindonesia.com)